Perjalanan kali ini membawa saya dan patner blusukan saya yang setia menyinggahi candi gambar wetan…
Langit masih biru saat kami meninggalkan salah satu sekolah Selapan,
berembug sebentar setelah itu kami memutuskan untuk lurus ke utara… ke candi gambar wetan, setelah hampir sekian lama agenda blusukan terbatalkan dengan sengaja maupun tidak sengaja dengan berbagai agenda permakluman lainnya.
Papan nama candi Gambar Wetan sudah bisa dilihat sejak memasuki gerbang candi Penataran. dari pertigaan pintu masuk candi Penataran belok ke utara… luruss hingga pertigaan ke arah perkebunan cndi sewu.. ambil jalan ke arah desa gambar, dan bersiaplah off road bersaing dengan berbagai truk penambang pasir.
Ya, candi gambar wetan memang tak jauh dan tak bisa dilepaskan keberadaanya dengan penambang pasir. jalan menuju candi jauh dari kesan mulus… masih berupa tanah dan pasir membuat beberapa kali roda motor kali “agak” selip. kesan heroik semakin bertambah ketika melintasi dam bladak yang membelah aliran sungai lahar gunung kelud.
lepas dari dam bladak, perkebunan gambar pun tampak di depan mata. bukan lagi hamparan kopi yang terlihat namun lebih ke jejeran pohon sengon. masih jalan pasir tentunya… dan jalanan berpasir dengan kiri-kanan sengon berjajar di pinggir jalan menemani kami hampir separuh perjalanan. rutenya sebetulnya gampang karena hanya melewati satu jalan dan candi gambar terletak nun di ujung jalan, dibawah bukit yang rindang dan dikelilingi oleh perkebunan mawar, hasil kreasi pak penjaga situsnya.
***
sejuk, adem dan mak nyes yang saya rasakan…
seperti tempat pulang setelah perjalanan yang jauh…
memasuki kawasan candi kami disambut oleh hamparan kebun mawar dan dwarapala yang penuh dengan lumut kerak… miris dan manis…
susunan anak tangga menjulang.. kami tak sempat menghitungnya karena terpesona dengan pemandangan yang terhampar.
bersih… rapi.. dan terawat..
batu bersusun, disela kembang-kembang beraneka warna
ada dua kompleks candi kami temui, dua-duanya sama-sama tidak lengkap, satu kompleks yang hanya terdiri dari susunan bata berjajar dengan sebuah arca tanpa kepala
candi yang menurut saya merupakan candi inti terletak agak ke belakang, kaki candi masih terlihat jelas, namun sudah taka berbekas atapnya.. (hmm… apakah gambar wetan termasuk salah satu candi dengan atap kayu seperti beberapa candi yang saya temui sebelumnya?ntahlah… )
beberapa rellief “wayang” khas jawatimuran saya dapati, namun mereka tak mengisi satu panil yang utuh… beberapa batu pun terletak salah pasang… seperti sebuah puzzle raksasa yang tak terselesaikan
hmm.. gambar wetan belum banyak berubah
–henny–